Tahun 2014 pemerintah masih tetap akan menyelenggarakan UN. Ujian Nasional merupakan salah satu faktor penentu kelulusan. Oleh karena itu, UN perlu dipersiapkan sedemikian rupa untuk mendapatkan hasil yang maksimal.
Untuk tingkat SMA, untuk jurusan IPA mata pelajaran yang diujikan antara lain: Matematika, Bahasa Indonesia, Bahasa Inggris, Biologi, Fisika, dan Kimia. Sedangkan untuk jurusan IPS mata pelajaran yang diujikan dalam ujian nasional antara lain Matematika, Bahasa Indonesia, Bahasa Inggris, Geografi, Ekonomi, dan Sosiologi.
Biasanya di banyak SMA sebelum UN ada kegiatan pelajaran tambahan yang disebut pengayaan. Siswa diharuskan untuk mengikuti kegiatan pengayaan. Dalam pengayaan tersebut, selain pembahasan materi juga pembahasan soal, tentunya soal sejenis soal UN, atau pembahasan soal UN tahun sebelumnya.
Setelah UN tinggal sebentar lagi, banyak siswa SMA yang merang strategi bagaimana nanti kalau UN, bagaimana cara menyonteknya dan sebagainya. Yang lebih parahnya lagi, apabila para guru malah menyuruh para siswanya agar dapat kerjasama supaya bisa lulus bersama. Guru yang sebelumnya menggemblengkan kalau ulangan harus jujur, begitu UN eh malah menyuruh siswanya kerjasama di UN nanti.
Di antara strategi yang dirancang, ada juga yang merencanakan untuk membeli bocoran kunci jawaban UN SMA. Bocoran ini biasa dikirim beberapa saat sebelum UN dimulai. Para siswa sibuk mempersiapkan contekan kunci jawaban UN. Kalau dari kejauhan, guru bisa melihat bahwa mereka sedang belajar, padahal kenyataannya tidak. Kalau ada guru mendekat, pura-pura belajar biar tidak ketahuan.
Ada konspirasi UN SMA mengenai alasan hari pertama itu biasanya mapel yang diujikan adalah bahasa Indonesia. Karena bahasa Indonesia adalah mapel yang katanya terbilang mudah, tidak seperti matematika, fisika, atau kimia yang memerlukan hitungan. Sehingga, pembocor kunci jawaban mempunyai waktu yang lebih untuk mengerjakan mapel yang diujikan di ujian nasional yang terbilang sulit.
Selain membeli kepada oknum tertentu, ada juga yang mengikuti bimbel (bimbingan pelajar) tertentu demi mendapatkan bocoran UN. Ini sudah umum terjadi. Inilah bobroknya UN.
Tahun 2013 paket soal UN SMA untuk masing-masing mapel terdiri dari 20 paket soal. Katanya tidak mungkin bocor. Memang sih, 20 paket soal itu banyak, tapi tiap siswa juga cuma diharuskan menjawab 1 paket soal. Cuma bedanya, ini lebih menyulitkan siswa yang akan menyontek. Bagaimana dengan bocoran kunci jawaban? Ternyata tetap ada. Meski siswa sebelumnya tidak tahu paket soal mana yang akan diterimanya (karena kode paket soal menggunakan barcode), sudah ada teknik tersendiri bagaimana melihat bocoran kunci jawaban UN. Siswa membawa kertas yang berisikan kunci jawaban 20 paket soal ujian nasional SMA. Kemudian mengerjakan beberapa soal yang dianggap mudah, lalu mencocokan dengan kunci jawaban mana yang tepat. Kalau siswa tersebut menjawab benar, maka dari kunci jawaban 20 paket soal UN, bisa tahu kunci jawaban dari paket soal yang diterima oleh siswa tersebut.
Untuk tahun 2014 ini, masih adakah kunci jawaban UN SMA? Jual beli bocoran kunci jawaban UN SMA adalah bisnis tahunan yang menggiurkan. Bayangkan saja jika harga per kunci jawaban Rp 100.000, dan ada 1.000 pemesan. Keuntungannya bisa mencapai Rp 100.000.000. Siapa yang tak tergiur dengan uang sebanyak itu?
Pemerintah, khususnya Menteri Pendidikan harus lebih peka dengan hal ini. Bocoran kunci jawaban masih ada dan praktik jual beli kunci jawaban UN juga masih ada pada tahun 2013. Jadi, 20 paket soal bukanlah solusi yang tepat untuk menuntaskan masalah bocoran UN. Berpikir realistis sajalah kalau UN 20 paket soal itu masih tetap bocor.
Lalu bagaimana dengan UN 2014? Apakah akan tetap diadakan dengan 20 paket soal? Atau ditambah menjadi 50 paket soal? Atau diganti dengan esai bukan pilihan ganda? Kalau UN dengan esai dan 20 paket soal, rasanya soal UN susah bocor. Kalaupun bocor, memakan waktu lama untuk menulis bocoran tersebut. Tapi, untuk mengoreksi lembar jawab nantinya tidak praktis, karena harus dikoreksi secara manual, bukan dengan komputer. Atau UN dihapus saja? Karena ternyata tujuan yang diharapkan dalam pelaksanaan UN tidak seperti realita yang ada, yaitu dengan beredarnya kunci jawaban UN.
Sebelum pemerintah dapat mengatasi masalah bocornya kunci jawaban ujian nasional, UN ditiadakan saja dulu deh, daripada tiap tahun para siswa yang menjadi korban. Yang pintar belum tentu lulus, yang biasa-biasa saja bisa saja mendapatkan ranking. Ini kan ujian kompetensi, mengapa hasilnya malah untung-untungan?